Pernah coba sehari aja… tanpa ngeluh?
Tanpa ngeluh soal cuaca panas, kerjaan yang numpuk, sinyal yang lemot, atau orang yang nyebelin?
Kedengarannya sepele, tapi coba lakuin — dan kamu bakal sadar betapa mengeluh sering jadi kebiasaan otomatis yang nggak kita sadari.
Otak Kita Sudah Terlatih untuk Cari Masalah
Menurut psikolog, otak manusia memiliki negativity bias, yaitu kecenderungan untuk lebih memperhatikan hal negatif dibanding yang positif. Jadi bukan salah kamu sepenuhnya kalau otakmu lebih cepat melihat kekurangan daripada bersyukur atas yang sudah ada.
Tapi kabar baiknya, pola pikir ini bisa di-retrain.
Eksperimen “Sehari Tanpa Ngeluh”
Seseorang pernah cerita di blog pribadinya, bahwa ia mencoba tantangan tidak mengeluh selama 24 jam. Hasilnya? Ia lebih diam, lebih berhati-hati memilih kata, dan lebih sadar bahwa keluhan kecil ternyata menyerap banyak energi.
Beberapa hal yang ia alami:
Ingin bilang "duh macet banget", tapi diganti dengan "oke, jadi bisa dengerin podcast".
Ingin ngeluh soal capek kerja, tapi lalu sadar, “berarti aku punya pekerjaan yang bisa dikerjakan.”
Ingin marah soal rekan kerja yang nyebelin, tapi akhirnya memilih untuk menarik napas panjang dan fokus ke hal lain.
Ngeluh Boleh, Tapi Jangan Jadi Default
Ngeluh itu manusiawi. Bahkan bisa jadi penyalur emosi agar nggak meledak. Tapi kalau tiap hal kecil langsung kita respons dengan keluhan, pelan-pelan itu membentuk kacamata negatif terhadap hidup.
Bayangin kalau setiap pagi dimulai dengan keluhan: “Kenapa sih hidup begini terus?”
Padahal bisa juga dimulai dengan: “Hari ini, apapun yang terjadi, aku coba hadapi pelan-pelan.”
Satu Hari Tanpa Ngeluh Bisa Mengubah Banyak Hal
Kamu jadi lebih sadar terhadap pikiran sendiri.
Kamu lebih fokus mencari solusi, bukan memperbesar masalah.
Kamu belajar mengganti keluhan dengan pemaknaan baru.
Dan yang paling penting: kamu mulai merasa lebih ringan.
Kesimpulan
Cobalah sehari tanpa ngeluh. Nggak harus sempurna, cukup sadar.
Sadar saat ingin mengeluh, lalu tahan, dan ganti dengan sesuatu yang netral atau positif.
Bukan untuk membohongi diri, tapi untuk melatih ulang cara otak kita merespons dunia.
Karena hidup ini nggak akan selalu mulus, tapi cara kita merespons bisa membuat segalanya terasa lebih masuk akal — dan lebih damai.
Daftar Pustaka
Kompas.com. (2022). Negativity Bias: Mengapa Kita Cenderung Melihat Hal Buruk.
Pijar Psikologi. (2021). Manfaat Menerapkan Positive Thinking dalam Kehidupan Sehari-hari.
Tirto.id. (2020). Keluhan Kecil Bisa Jadi Beban Besar: Belajar Mengelola Respon Emosional.