Benda-Benda di Kamar Kita Diam-Diam Menyimpan Stres


Kamar sering disebut sebagai "tempat paling aman" untuk pulang, tempat istirahat, bahkan zona healing. Tapi pernah nggak, kamu merasa sumpek atau tertekan padahal cuma rebahan di kamar sendiri?

Bisa jadi, tanpa disadari, benda-benda di kamar kita menyimpan energi stres yang terus memengaruhi pikiran dan suasana hati.

Barang yang Menumpuk, Pikiran Jadi Penuh

Tumpukan pakaian di pojok ruangan, meja belajar yang dipenuhi barang, atau rak yang sudah terlalu sesak — semua itu bukan hanya berantakan secara visual, tapi juga mental.

Menurut psikolog dari Universitas Indonesia yang dikutip dalam Tirto.id (2022), ruangan yang penuh dan tidak tertata bisa menimbulkan overstimulasi visual, yang akhirnya membuat otak bekerja lebih keras dan meningkatkan kecemasan.

Barang Kenangan = Pemicu Emosi Tertahan

Beberapa barang menyimpan cerita: boneka dari mantan, hadiah ulang tahun yang sudah tak terpakai, atau surat lama dari teman yang sudah menjauh.

Benda-benda seperti itu bisa menjadi "jangkar emosional". Setiap kali melihatnya, kita bisa kembali ke masa lalu — bukan dengan cara yang menyenangkan, tapi dengan rasa kehilangan atau luka yang belum sembuh.

HP & Laptop = Sumber Kelelahan Digital

Gadget memang alat penting, tapi di kamar yang seharusnya jadi tempat istirahat, kehadirannya bisa jadi bumerang. Notifikasi yang terus muncul, layar yang menyala hingga larut malam, bisa membuat otak kita tidak pernah benar-benar istirahat.

Sebuah artikel dari Kompas.com (2023) menyebutkan bahwa paparan cahaya biru dari layar di malam hari menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur nyenyak. Hasilnya? Tidur terganggu, dan kita bangun dengan perasaan lelah.

Warna & Tata Letak Juga Bicara

Cat kamar yang terlalu gelap, atau posisi kasur yang menghadap tembok penuh coretan, bisa memengaruhi suasana hati. Psikologi warna telah lama meneliti bagaimana warna ruang berdampak pada emosi — warna hangat seperti biru atau hijau muda cenderung menenangkan, sedangkan warna gelap atau mencolok bisa membuat tegang.

Kamar Bukan Sekadar Ruang, Tapi Pantulan Diri

Kamar mencerminkan keadaan dalam diri kita. Ketika kamar kita berantakan, mungkin ada sesuatu dalam diri yang sedang tidak beres. Tapi sebaliknya, menata kamar juga bisa jadi langkah awal untuk menata pikiran.

Cobalah sesekali membersihkan, menyortir barang, atau hanya sekadar mengganti posisi meja dan kasur. Perubahan kecil bisa memberi ruang baru — di kamar, dan di pikiran.

Kesimpulan: Rapikan Kamar, Ringankan Pikiran

Benda-benda di kamar ternyata punya "suara" yang diam-diam berbisik pada pikiran kita. Mungkin sudah waktunya mendengar mereka — dan memutuskan mana yang masih perlu tinggal, dan mana yang sudah saatnya dilepas.

Karena merawat kamar, kadang adalah bentuk paling sederhana dari merawat diri sendiri.

Daftar Pustaka

Tirto.id. (2022). Mengapa Ruangan Berantakan Bikin Kita Cemas?

Kompas.com. (2023). Dampak Kamar Berantakan terhadap Kesehatan Mental.

Pijar Psikologi. (2021). Hubungan Ruang Personal dan Kesehatan Psikologis.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.