Pernah nggak, kamu scroll meme di tengah malam, lalu ketawa sendiri?
Lucu sih… tapi setelahnya ada rasa sepi yang diam-diam muncul?
Di era digital ini, kita makin sering tertawa sendirian di balik layar. Meme, video lucu, atau komentar absurd di media sosial jadi hiburan yang cepat, ringan, dan nggak ribet. Tapi di balik itu, psikolog menyebut hal ini bisa jadi tanda tersembunyi bahwa kita sedang merasa sendiri, dan sebenarnya butuh teman.
Ketawa Tapi Kesepian
Fenomena "tertawa sendirian" bukan hal aneh. Tapi jika ini sering terjadi—dan jadi satu-satunya bentuk hiburan harian—ada baiknya mulai waspada.
Menurut psikolog sosial Dr. Ni Made Ras Amanda Gelgel dari Universitas Udayana, orang yang tertawa sendiri secara berulang (terutama dari konsumsi media digital), kadang menunjukkan gejala keterasingan sosial yang tidak disadari. Otak kita merespons humor sebagai pelarian, bukan hanya hiburan.
Ketika Media Jadi Teman Terdekat
Kita lebih sering cerita di status daripada ke teman sendiri
Kita lebih banyak menghabiskan waktu di FYP TikTok daripada ngobrol langsung
Kita lebih tahu update selebgram dibanding kabar sahabat sendiri
Meme dan video lucu jadi "teman dadakan", tapi interaksi itu hanya satu arah.
Tertawa boleh, tapi koneksi manusia tetap penting.
Bukti Psikologis: Manusia Butuh Berbagi Tawa
Sebuah riset dari Universitas Oxford menyatakan:
"Tertawa bersama orang lain meningkatkan produksi endorfin dan mempererat hubungan sosial."
Artinya: tertawa sendirian nggak punya dampak sosial yang sama kuatnya.
Meme memang bisa bikin bahagia sesaat, tapi tertawa bareng orang lain jauh lebih menyembuhkan dan menghangatkan.
Gimana Kalau Kita Emang Lagi Nggak Punya Teman Dekat?
Tenang, bukan berarti kamu harus maksa cari teman. Tapi kamu bisa mulai dari hal-hal kecil:
Balas story teman dengan komentar ringan
Ajak ngobrol orang rumah
Gabung grup diskusi online yang sehat
Kirim meme lucu ke teman, bukan cuma simpan sendiri
Mulai ngobrol, bahkan jika cuma bilang “Hai, gimana kabarmu?”
Kesimpulan
Ketawa sendiri saat nonton meme itu normal. Tapi kalau kamu ngerasa itu satu-satunya tempat kamu bisa merasa “lega”, mungkin kamu bukan cuma butuh hiburan—tapi butuh koneksi.
Coba deh, kirim satu meme yang kamu suka ke teman hari ini.
Siapa tahu, obrolan ringan itu jadi awal dari pertemanan yang kamu butuhkan.
Daftar Pustaka
Amanda Gelgel, N. R. (2021). Keterasingan Sosial dalam Perilaku Digital. Universitas Udayana.
Dunbar, R. I. M. (2012). The social role of laughter. Journal of Social and Personal Relationships, 29(3), 360–385.
Kumparan.com. (2023). Meme, Tawa, dan Rasa Sepi di Balik Layar Gadget.