Berbuat Baik Tapi Nggak Dihargai? Saatnya Bedain Mana Kebaikan, Mana Pengorbanan Buta

Pernah merasa capek karena udah bantu orang, tapi dibalas cuek? Atau sering jadi “penyelamat” buat orang lain, tapi pas kamu butuh bantuan, semua mendadak hilang? Tenang, kamu nggak sendiri.

Kadang kita mengira sedang berbuat baik, padahal diam-diam sedang mengorbankan diri sendiri secara berlebihan. Ini saatnya belajar membedakan: mana yang benar-benar kebaikan, dan mana yang cuma pengorbanan buta.

Berbuat Baik Itu Sehat, Tapi…

Kebaikan seharusnya memberi energi, bukan mengurasnya. Kalau setelah membantu orang kamu malah merasa lelah secara emosional, kecewa, bahkan merasa dimanfaatkan—mungkin ada yang perlu dikaji ulang.

Menurut Sarlito W. Sarwono (2016), kebaikan yang sehat adalah yang dilakukan dengan sadar, tanpa pamrih, tapi juga tetap punya batas. Kebaikan yang terus-menerus dipaksakan tanpa imbal balik emosi yang sehat bisa menjadi bentuk self-neglect (mengabaikan diri sendiri).

Tanda-Tanda Kamu Sedang Berkorban Secara Buta

Selalu berkata "iya" walau sebenarnya nggak sanggup

Menaruh kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaan diri sendiri

Takut dianggap egois jika menolak permintaan

Merasa harus terus jadi "penyelamat"

Jika itu sering terjadi, kamu mungkin sedang melakukan kebaikan yang tidak seimbang—yang lama-lama bisa membuatmu lelah secara mental.

Kebaikan Bukan Tentang Membiarkan Dirimu Terluka

Kebaikan bukan tentang selalu memberi tanpa henti. Tapi juga tahu kapan harus berhenti ketika kebaikanmu tidak dihargai.

Ingat, “Menghormati diri sendiri juga adalah kebaikan.”

Belajar Pasang Batasan: Self-kindness Juga Penting

Menolong orang lain itu baik. Tapi menolong diri sendiri juga penting. Coba lakukan ini:

Katakan “tidak” dengan tenang jika memang tak sanggup

Pahami bahwa kamu tidak harus menyenangkan semua orang

Prioritaskan diri sendiri tanpa merasa bersalah

Menurut Psikolog Vera Itabiliana (2022), menolak bukan berarti jahat. Justru itu tanda kamu mengenal batas emosionalmu.

Kesimpulan

Berbuat baik bukan berarti harus selalu mengorbankan perasaan, tenaga, dan waktu secara sepihak. Jika kamu merasa lelah dan tak dihargai, itu mungkin bukan kebaikan, tapi pengorbanan buta.

Jadilah orang baik—tapi jangan lupa: kamu juga pantas diperlakukan baik, termasuk oleh dirimu sendiri.

Daftar Pustaka:

Sarwono, S. W. (2016). Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Itabiliana, V. (2022). “Bolehkah Menolak Permintaan Orang Lain?”, Psikologi Populer Indonesia. [diakses Juli 2025].

Kompas.com. (2023). "Kenapa Kita Harus Belajar Pasang Batasan?"

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.