Kenapa Kita Butuh Didengar, Bukan Dinasihati?
Saat sedang lelah, sedih, atau bingung, banyak dari kita hanya ingin menceritakan isi hati, bukan mendengar saran. Namun sayangnya, orang-orang di sekitar kita sering buru-buru memberi nasihat, bahkan sebelum selesai kita bicara. Padahal, menjadi pendengar yang baik bisa jauh lebih menenangkan daripada sekadar memberi solusi.
Apa Bedanya Didengar dan Dinasihati?
Didengar berarti ada orang yang hadir secara emosional, memberi ruang untuk kita mengekspresikan perasaan tanpa dihakimi.
Dinasihati sering kali terasa seperti kita "diperbaiki" atau "dibenarkan", padahal belum tentu kita butuh itu saat itu juga.
Menurut psikolog klinis dr. A. Seno Hendrawan, validasi emosi adalah bagian penting dari dukungan sosial. Memberi nasihat terlalu cepat bisa membuat lawan bicara merasa tidak didengarkan atau disepelekan.
Kenapa Kita Lebih Butuh Didengar?
1. Perasaan Diakui
Saat seseorang benar-benar mendengarkan, kita merasa dimengerti, dan itu membuat beban emosi lebih ringan.
2. Mengurangi Stres
Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa curhat (venting) dapat menurunkan kadar hormon stres dan membuat pikiran lebih jernih.
3. Tidak Semua Masalah Butuh Solusi
Kadang, kita sudah tahu apa yang harus dilakukan—tapi hanya ingin merasa tidak sendirian.
Apa yang Salah dari Dinasihati?
Terkesan meremehkan: Nasihat seperti “kamu harusnya bersyukur” bisa membuat orang merasa masalahnya tidak penting.
Mengabaikan emosi: Sering kali nasihat langsung melewatkan fase "mendengar" dan malah memaksa solusi.
Bisa memperburuk hubungan: Jika seseorang terus-menerus memberi nasihat tanpa diminta, orang lain bisa merasa tidak nyaman dan akhirnya menjauh.
Bagaimana Cara Menjadi Pendengar yang Baik?
1. Diam dan hadir sepenuhnya
Fokuslah mendengarkan, jangan menyela. Kontak mata dan anggukan kecil bisa menunjukkan empati.
2. Gunakan kalimat validasi
Contoh: “Pasti rasanya berat, ya...” atau “Aku ngerti kok, kamu cuma butuh tempat cerita.”
3. Tahan diri memberi solusi langsung
Jika perlu, tanyakan: “Kamu pengin didengar aja, atau mau aku bantu cari solusi?”
4. Berempati, bukan menghakimi
Terima perasaan mereka tanpa langsung menilai apakah itu salah atau benar.
Kesimpulan
Setiap orang ingin didengar, bukan dihakimi atau langsung dinasihati. Hadir sebagai pendengar yang tulus bukan hanya membuat hubungan lebih erat, tapi juga membantu seseorang merasa dihargai dan tidak sendirian. Di dunia yang serba cepat ini, menjadi pendengar adalah bentuk kasih sayang yang paling sederhana—tapi sangat berarti.
Referensi
Alodokter. (2023). Tips Menjadi Pendengar yang Baik dan Berempati.
Harvard Health Publishing. (2022). Why Talking Helps Relieve Stress.
Psychology Today. (2021). The Power of Listening Without Fixing.