Pertumbuhan Social Commerce: Tren Belanja Online Melalui Media Sosial, Influencer, dan Live Streaming


Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku konsumen Indonesia mengalami perubahan besar. Jika dahulu belanja online identik dengan marketplace, kini semakin banyak orang beralih ke social commerce. Konsep ini menggabungkan interaksi sosial dengan aktivitas jual beli, menjadikan proses belanja lebih personal dan interaktif.

Social commerce mencakup pembelian melalui fitur belanja media sosial, tautan influencer shop, hingga live streaming yang semakin populer. Fenomena ini tidak hanya mengubah cara orang berbelanja, tetapi juga membuka peluang besar bagi pelaku usaha, terutama UMKM, untuk memperluas pasar mereka.


Apa yang Membuat Social Commerce Begitu Populer?

Pertumbuhan social commerce tidak lepas dari beberapa faktor utama:

  1. Penggunaan media sosial yang sangat tinggi - Indonesia termasuk lima besar negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia. Rata-rata orang Indonesia mengakses media sosial lebih dari tiga jam per hari, sehingga platform ini menjadi ladang subur untuk berjualan.
  2. Kepercayaan pada influencer - Konsumen cenderung percaya pada rekomendasi dari influencer atau tokoh yang mereka ikuti. Rekomendasi terasa lebih autentik dibandingkan iklan konvensional.
  3. Kemudahan teknologi - Platform seperti TikTok, Instagram, dan Facebook kini menyediakan fitur keranjang belanja, integrasi pembayaran digital, hingga metode checkout cepat tanpa harus keluar aplikasi.
  4. Hiburan sekaligus belanja - Live streaming menghadirkan sensasi “berbelanja sambil menonton pertunjukan.” Konsumen bisa melihat produk lebih detail, bertanya langsung, dan mendapatkan promo eksklusif.

Dampak Positif Social Commerce

Pertumbuhan social commerce membawa sejumlah manfaat nyata:

  • Peluang besar bagi UMKM - Tanpa modal besar, pelaku usaha kecil bisa langsung memasarkan produk ke audiens luas melalui media sosial.
  • Interaksi real-time - Konsumen bisa menilai kualitas produk melalui sesi live atau review influencer, sehingga keputusan belanja lebih cepat dibuat.
  • Pengalaman belanja personal - Social commerce memungkinkan brand membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan melalui komunikasi dua arah.
  • Inovasi pemasaran - Konten kreatif seperti video pendek, tantangan viral, atau kolaborasi dengan influencer membuka cara baru untuk mempromosikan produk.


Tantangan yang Perlu Diperhatikan

Meski menjanjikan, social commerce juga menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan:

  • Keaslian produk – masih ada risiko produk palsu atau kualitas yang tidak sesuai dengan promosi.
  • Keamanan transaksi – meski sudah ada sistem pembayaran digital, penipuan online masih terjadi.
  • Ketergantungan pada platform – algoritma dan kebijakan aplikasi bisa berubah sewaktu-waktu, memengaruhi jangkauan penjualan.
  • Layanan purna jual – transaksi instan di media sosial seringkali tidak diimbangi layanan pelanggan yang memadai.

Peran Influencer dalam Social Commerce

Influencer adalah motor penggerak utama social commerce. Dengan basis pengikut yang loyal, mereka mampu mengubah rekomendasi menjadi penjualan nyata. Tidak jarang, produk yang dipromosikan seorang influencer langsung sold out dalam hitungan menit.

Selain itu, influencer shop yang terintegrasi di platform seperti TikTok dan Instagram membuat konsumen dapat berbelanja tanpa keluar dari aplikasi. Transparansi ulasan, gaya penyampaian yang dekat dengan audiens, serta kredibilitas influencer menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan konsumen.


Live Streaming: Masa Depan Belanja Online

Live streaming menjadi salah satu format paling efektif dalam social commerce. Melalui siaran langsung, penjual atau influencer bisa:

  • Menunjukkan detail produk secara nyata.
  • Menjawab pertanyaan konsumen secara langsung.
  • Memberikan promo atau diskon eksklusif selama live berlangsung.

Interaksi dua arah ini menciptakan suasana belanja yang lebih hidup dibandingkan sekadar melihat katalog produk. Tidak heran, banyak brand besar hingga UMKM yang kini rutin menggelar live streaming sebagai strategi utama penjualan.


Prospek Social Commerce di Indonesia

Dengan jumlah pengguna media sosial yang terus meningkat, prospek social commerce di Indonesia sangat cerah. Laporan riset e-commerce regional bahkan memprediksi bahwa social commerce akan menyumbang hampir 20–25% dari total transaksi belanja online di Asia Tenggara pada 2027.

Pemerintah juga mulai mendukung perkembangan ini dengan mendorong literasi digital dan keamanan transaksi online. Sementara itu, platform terus berlomba menghadirkan inovasi, mulai dari fitur augmented reality untuk mencoba produk, hingga integrasi logistik yang lebih cepat.


Tips Aman Berbelanja Lewat Social Commerce

Bagi konsumen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap aman:

  1. Pilih penjual atau influencer terpercaya dengan reputasi baik.
  2. Gunakan metode pembayaran resmi yang terintegrasi dalam platform.
  3. Periksa ulasan pembeli lain sebelum melakukan transaksi.
  4. Jangan tergiur harga terlalu murah yang tidak masuk akal.
  5. Simpan bukti transaksi untuk berjaga-jaga jika ada masalah.



Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat edukasi umum mengenai tren digital, bukan rekomendasi investasi atau arahan bisnis.

0 Comments