Dalam keseharian yang padat, sering kali kita merasa sibuk luar biasa—rapat, tugas, scroll medsos, antar jemput, deadline—tapi anehnya, hati tetap kosong. Seperti hidup berjalan, tapi kita tidak benar-benar ikut di dalamnya.
Bisa jadi, itu tanda bahwa kita kehilangan momen diam.
Hidup Terlalu Ramai, Tapi Hampa
Kita hidup di zaman yang memuja kesibukan. Seolah-olah makin sibuk, makin sukses. Tapi menurut psikolog klinis dari Universitas Indonesia, kesibukan tanpa makna bisa membuat seseorang merasa kosong, stres, bahkan kehilangan arah hidup (Kompas, 2023).
Kita terus bergerak, tapi tanpa henti merenung. Padahal, momen untuk diam dan memeriksa diri sendiri justru penting agar jiwa tetap utuh.
Momen Diam = Ruang untuk Jiwa
Dalam sebuah artikel di Pijar Psikologi, dijelaskan bahwa diam bukan berarti tidak produktif. Diam adalah bentuk pause yang dibutuhkan otak dan emosi agar tidak kelelahan secara mental. Saat kita meluangkan waktu untuk hening sejenak, kita memberi ruang pada diri sendiri untuk:
Memahami apa yang sebenarnya dirasakan
Menyaring informasi yang masuk setiap hari
Menemukan makna dari rutinitas yang dijalani
Tanda Kita Butuh Momen Diam
- Sibuk tapi mudah marah
- Selalu merasa lelah, padahal cukup tidur
- Merasa hidup berputar-putar tanpa arah
- Nggak bisa duduk tenang tanpa buka HP
- Merasa ‘kosong’ saat sendirian
Kalau salah satu dari itu terjadi, mungkin bukan aktivitasnya yang salah, tapi karena kita kurang terhubung dengan diri sendiri.
Cara Sederhana Mempraktikkan Momen Diam
- 5 menit tanpa gadget di pagi atau malam hari
- Jalan sendiri tanpa musik, cukup dengarkan suara langkah dan alam
- Menulis jurnal harian tanpa sensor, hanya untuk diri sendiri
- Tarik napas panjang, dan sadari tubuh kita sekarang sedang di mana
- Melamun sadar, alias merenung tentang hidup tanpa merasa bersalah
Kesimpulan
Banyak orang sibuk mengejar sesuatu, tapi lupa untuk merasa. Padahal, hidup bukan hanya tentang seberapa banyak yang dilakukan, tapi seberapa dalam kita hadir dalam setiap detiknya.
Kalau kamu merasa sibuk tapi nggak benar-benar hidup, mungkin jawabannya bukan di kalender yang lebih padat—tapi di jeda yang lebih sering.
Diam sebentar bukan kemunduran. Kadang itu satu-satunya jalan untuk kembali terhubung dengan hidup.
📚 Daftar Pustaka
Kompas.com. (2023). Merasa Hampa Meski Sibuk, Ini Penjelasan Psikolog Klinis UI.
Pijar Psikologi. (2022). Kenapa Kita Butuh Diam? Ini Penjelasan Ilmiahnya.
Tirto.id. (2021). Fenomena “Overwork” dan Kekosongan Emosional.