Kenapa Kita Baru Bisa Produktif Kalau Deadline Udah Meledak?

Kita semua pernah (atau sering) ngalamin:

Tugas udah dikasih dari jauh-jauh hari, tapi baru dikerjain H-1 jam sebelum dikumpulkan.

Ide bisnis sudah lama di kepala, tapi mulai jalan saat kepepet uang.

Bersih-bersih rumah baru niat pas mau ada tamu datang.

Dan anehnya, di saat itulah…

kita justru jadi super produktif.

Padahal, kenapa nggak dari kemarin-kemarin?

Otak Kita Emang “Bekerja Lebih Baik” Saat Panik?

Menurut penelitian dari Dr. Tim Pychyl, profesor psikologi di Carleton University, prokrastinasi bukan masalah waktu, tapi masalah emosi.

Kita sering menunda karena:

1. Tugasnya terasa membosankan

2. Kita takut gagal

3. Kita belum percaya diri dengan hasilnya

Tapi begitu deadline mendekat, emosi berubah.

Dari "nggak mood" jadi panik.

Dan panik ini memicu adrenalin, hormon yang meningkatkan fokus, denyut jantung, dan dorongan untuk menyelesaikan sesuatu secepatnya.

Itulah kenapa kita baru ‘ngebut’ saat tenggat waktu udah di depan mata.

Sistem Kerja Otak dalam Situasi Darurat

Menurut Neuroscience of Urgency:

Saat menghadapi deadline mepet, otak memicu mode bertahan hidup (survival mode).

Fokus meningkat, gangguan sekitar jadi terabaikan.

Otak mulai menyingkirkan perfeksionisme demi hasil jadi dulu.

Ini dikenal sebagai "temporal motivation theory":

Semakin dekat tenggat waktu, semakin besar dorongan otak untuk menyelesaikan tugas—karena otak akhirnya menganggapnya penting dan mendesak.

Tapi Apakah Ini Sehat?

Produktif saat panik memang bikin hasil jadi…

Tapi:

1. Kualitas sering menurun

2. Tubuh dan mental kelelahan

3. Pola tidur dan makan jadi kacau

4. Dan kita masuk lingkaran toxic produktivitas

Besoknya? Kejadian lagi. Nunggu mepet. Ngebut. Lelah. Nyesel. Ulang lagi.

Bagaimana Keluar dari Pola “Nunggu Meledak Dulu”?

1. Bagi tugas besar jadi tugas kecil (micro-tasking)

Kalau kamu nunggu mood buat kerjain 1 skripsi penuh, ya bakal nunggu lama. Tapi kalau cuma "buka file & bikin judul", itu terasa ringan.

2. Simulasikan Deadline Buatan

Coba buat deadline palsu H-2 hari dari yang sebenarnya. Beri hukuman atau reward kecil buat diri sendiri kalau berhasil.

3. Ganti Kata “Harus” Jadi “Mau”

Contoh:

❌ “Aku harus ngerjain”

✅ “Aku mau ngerjain biar lega lebih cepat”

Mindset ini mengurangi tekanan dan meningkatkan inisiatif.

4. Kenali Pola Emosi Sendiri

Tanya: kenapa aku sering menunda? Karena takut? Karena bingung mulai dari mana? Kenali dulu, baru bisa diatasi.

Kesimpulan

Kita produktif saat kepepet bukan karena itu cara terbaik, tapi karena tubuh dan otak masuk kondisi “siaga penuh” secara darurat.

Tapi kalau tiap pekerjaan harus tunggu “meledak” dulu, hidup kita akan terus dalam mode darurat yang melelahkan.

Mulailah dari kecil. Dari sekarang.

Karena hidup bukan lomba nunggu panik,

tapi perjalanan untuk berdamai dengan waktu.

📚 Referensi:

Pychyl, T. (2013). Solving the Procrastination Puzzle.

Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review.

Psychology Today. (2022). Why We Wait Until the Last Minute.

0 Comments