Mengapa Banyak Orang Beralih ke Gaya Hidup Minimalis?


Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat semakin banyak orang yang memutuskan untuk beralih ke gaya hidup minimalis. Bukan sekadar tren estetik yang muncul di media sosial, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap gaya hidup konsumtif yang makin mencekik. Mungkin kamu sendiri mulai merasa lelah dengan tumpukan barang di rumah yang jarang dipakai, atau dengan tekanan untuk terus membeli hal baru agar dianggap “update”.

Apa Itu Gaya Hidup Minimalis?

Minimalisme bukan hanya soal memiliki rumah yang bersih dengan dominasi warna putih dan furnitur kayu ala Pinterest. Jauh lebih dari itu, minimalisme adalah pola pikir dan gaya hidup yang menekankan pada “less is more”. Prinsip utamanya adalah hidup dengan hanya memiliki barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan memberi nilai dalam kehidupan kita.

Konsep ini membantu seseorang menyadari bahwa hidup yang sederhana justru bisa membawa kebahagiaan yang lebih mendalam. Bukan karena kita miskin, tetapi karena kita memilih untuk cukup.

Alasan Banyak Orang Beralih ke Minimalisme

  • Mengurangi Stres dan Kecemasan
Hidup dengan barang berlebih bisa membuat pikiran kita juga ikut sumpek. Menurut penelitian dari Personality and Social Psychology Bulletin, orang yang hidup di ruang berantakan cenderung mengalami stres kronis yang lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal di ruang yang rapi dan fungsional.
  • Lebih Banyak Waktu dan Energi
Bayangkan betapa banyak waktu yang terbuang hanya untuk mencari barang yang “hilang” di antara tumpukan barang lain. Dengan hidup minimalis, setiap barang punya tempatnya sendiri. Kita jadi punya lebih banyak waktu untuk hal-hal penting, seperti keluarga atau pengembangan diri.
  • Menghemat Uang
Ketika kita tidak lagi tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak perlu, otomatis pengeluaran pun jadi lebih terkontrol. Dalam jangka panjang, ini bisa jadi tabungan besar yang berguna untuk masa depan.
  • Peduli Lingkungan
Gaya hidup minimalis seringkali beriringan dengan kesadaran terhadap lingkungan. Barang lebih sedikit berarti limbah lebih sedikit. Banyak penganut minimalisme juga mulai beralih ke produk berkelanjutan dan meminimalkan sampah plastik.

Bagaimana Memulai Gaya Hidup Minimalis?

Mulailah dari hal kecil. Kamu tidak harus langsung membuang setengah isi rumah dalam semalam. Coba mulai dengan menyortir pakaian. Singkirkan yang sudah tidak terpakai selama lebih dari setahun. Lalu lanjut ke area lain seperti dapur, kamar mandi, atau dokumen di meja kerja.

Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan? Apakah ini memberi nilai dalam hidup saya?” Jika jawabannya tidak, mungkin saatnya berpisah.

Minimalisme Adalah Perjalanan, Bukan Tujuan

Yang perlu diingat, hidup minimalis bukanlah kompetisi tentang siapa yang punya barang paling sedikit. Ini adalah perjalanan pribadi untuk menemukan kedamaian, kejelasan, dan kebebasan dalam hidup. Setiap orang bisa punya definisi minimalisme yang berbeda, tergantung pada konteks kehidupannya masing-masing.


Referensi:

  1. Saxbe, D. E., & Repetti, R. L. (2010). No Place Like Home: Home Tours Correlate With Daily Patterns of Mood and Cortisol. Personality and Social Psychology Bulletin.
  2. Becker, Joshua. (2021). The More of Less: Finding the Life You Want Under Everything You Own.
  3. Millburn, J. F., & Nicodemus, R. (2014). Everything That Remains. The Minimalists.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.